215 Mahasiswa STAI dan STKIP Syekh Mansur Diwisuda
Sedikitnya 215 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Syekh Manshur Pandeglang mengikuti prosesi wisuda di Hotel Aston, Kota Serang, Senin (23/12/2024). Ratusan mahasiswa STAI Syekh Manshur yang diwisuda tersebut berasal dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Hukum Keluarga Islam (HKI). Sedangkan dari STKIP Syekh Manshur terdiri dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggeris, Pendidikan Jasmani dan Kreasi, Pendidikan Matematika, Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAU) dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Prosesi wisuda dimulai sekitar pukul 08.00 WIB dan berakhir pada jam 12.00 WIB yang diawali dengan pembukaan dipimpin langsung oleh Senat STKIP Syekh Manshur, Dr. Akhmad Baihaqi, M.Hum. Acara pun berlangsung khidmat mulai dari sambutan sekaligus memperingati Dies Natalis STAI Syekh Manshur ke-36 oleh Ketua STAI Syekh Manshur, Dr. H. Nandang Kosim, S.Ag., M.Pd, pembacaan doa, sambutan-sambutan, prosesi wisuda hingga pemberian penghargaan kepada wisudawan terbaik. Dalam kegiatan tersebut turut hadir Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) Wilayah I DKI Jakarta dan Banten yang juga Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H. Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D., Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Banten, Dr. KH. Ahmad Bazari Syam, M.Pd, Pembina Yayasan Syekh Manshur, Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Ketua Yayasan Syekh Manshur, Dr. H. Engkos Kosasih, M.Pd., para sivitas akademika STAI dan STKIP Syekh Manshur, para orang tua wisudawan dan para tamu undangan yang hadir. Ketua Pelaksana wisuda yang juga Wakil Ketua I STAI Syekh Manshur Dr. H. Ari Hasan Ansori, M.Pd.I., M.Pd berharap pasca wisuda, mereka bisa mengamalkan ilmunya selama kuliah di kampus dengan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari khususnya di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu, wisudawan diharapkan bisa menjaga nama baik kampus. “Menjaga nama baik atau memiliki moral dan akhlak yang baik jauh lebih baik ketimbang memiliki ilmu pengetahuan,” kata Dr. H. Ari. (ahm)