PROGRAM SARJANA HUKUM KELUARGA ISLAM STAI SYEKH MANSHUR IKUT SERTA DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANG HILAL (SLH)

Program Sarjana Hukum Keluarga Islam STAI Syekh Manshur Pandeglang mengutus mahasiswanya untuk mengikuti program pembelajaran SLH atau Sekolah Lapang (Lapangan) Hilal mengenai pelatihan ilmu falak (perbintangan). pelatihan ini berlangsung selama dua hari (Rabu dan Kamis) 19-20 Juli 2023 yang diselenggarakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bertempat di Auditorium Rektorat Kampus 2, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Pal Lima, Curug Kota Serang Kegiatan SLH ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai tata cara pengamatan hilal (anak bulan) yang tepat dan akurat. Adapun tema yang diangkat pada Kegiatan SLH Banten adalah “Menuju Masyarakat Bersahabat dengan Rukyat Hilal”. Ketua Program Studi Hukum Keluarga Islam Ahsan Irodat di konfirmasi, Rabu (19/7) mengatakan, mahasiswa Hukum Keluarga Islam turut menyertai kegiatan agar mendapatkan ilmu lebih banyak mengenai pelatihan rukyat, melalui pembelajaran di luar kampus, karena Ilmu Falak adalah menjadi salah satu Mata Kuliah Keahlian yang di ajarkan pada Program Studi ini, selain itu pula pelatihan ini untuk mengingatkan masyarakat, tentang peran penting ilmu falak dalam menuntun masyarakat dalam beribadah. ”Pelatihan ini supaya ilmu falak tidak punah di muka bumi, karena saat ini, ada dua ilmu Nabi yang terancam punah dari muka bumi, yaitu ilmu faroid (ilmu mengatur waris-mewarisi, red) dan ilmu falak,“ katanya. Ilmu falak berperan penting dalam menuntun umat muslim beribadah karena digunakan sebagai prosedur dasar dalam menentukan arah kiblat. “Umat muslim di Indonesia, belum sepenuhnya menyadari bahwa betapa pentingnya untuk memperhatikan arah kiblat. Kebanyakan mereka hanya berpatokan pada arah barat. Oleh karenanya kebanyakan masjid dii negara kita arah kiblatnya melenceng dari kabah,” katanya. Selain untuk menentukan arah kiblat ilmu falak juga digunakan dasar dalam menentukan awal dan akhir Bulan Ramadan. “Awal dan akhir Ramadan tentunya tidak akan bisa lepas dari praktik ilmu falak, karena sebagian umat muslim di Indonesia penghitungan dengan kalender ini masih harus diperkuat dengan melihat langsung bintang (rukyatul hilal, red). Sekolah Lapang Hilal dilaksakan secara resmi, di awali dengan laporan Panitia Kegiatan SLH, Hanif Andi Nugraha, dilanjutkan dengan sambutan oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Rektor UIN SMHB, tak lupa pula sambutan kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, dilanjutkan dengan sambutan sekaligus pembukaan Kegiatan secara resmi oleh plt.Gubernur Banten Al Muktabar. Untuk menyukseskan pelatihan ini selain materi Hisab dan Rukyat dari BMKG, panitia mengundang ahli Astronomi Bandung, Hendro Setyanto. SLH turut hari pertama dimulai pukul 08.00-19.15. Peserta lebih kurang 300 orang terdiri dari unsur Kemenag, Instansi dan lembaga pemerintahan di Provinsi Banten, ormas, mahasiswa, kalangan masyarakat dan Takmir Masjid. Diharapkan dengan adanya kegiatan SLH ini peserta dapat memahamkan kepada masyarakat luas supaya arah kiblat maupun waktu sholat bisa dibenahi tanpa harus menimbulkan konflik antar jamaah. Ilmu falak dikalangan umat Islam dikenali juga sebagai ilmu astronomi, suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit, tentang fisiknya, geraknya, ukurannya dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Benda-benda langit tersebut, yaitu matahari, bulan dan pergerakan bintang. Perkembangan ilmu falak ini dimulai Pada abad ke-8 Masehi, pada masa pemerintahan Khalifah Al Manshur (754-775), Khalifah Dari Bani Umayyah. Pada masa ini mulai didirikan sekolah astronomi di Kota Baghdad pertama kali. Khalifah Al Manshur pula sangat piawai termasuk salah seorang ahli astronomi muslim. Kemudian dalam perkembangannya, sekolah astronomi ini maju pesat dibawah pemerintahan khalifah penggantinya. Pada masa Harun Al Rasyid dan Al Ma’mun sekolah itu menghasilkan karya-karya penting, teori-teori kuno diperbaharui. Hasil observasi yang dilakukan oleh sekolah di Baghdad telah dicatat dalam tabel yang diperiksa dengan teliti. Khalifah Yahya bin Manshur dianggap sebagai orang yang penting dalam perkembangan Ilmu Falak (AI)